Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sehari menjelang pemilihan gubernur, pencalonan Joko Widodo sebagai kandidat orang nomor satu di Jakarta mendapatkan pertentangan. Adalah Keluarga Mahasiswa Solo di Jakarta(KMSJ) yang menolak majunya Jokowi sebagai cagub.
Mereka pun melakukan aksi unjuk rasa berupa penyerahan simbolis tiket kereta api kepada Jokowi agar kembali ke Solo, Jawa Tengah untuk memimpin disana."Kami membelikan tiket pulang untuk Bapak Jokowi karena masih banyak amanah yang harus beliau tuntaskan di Solo," ujar Koordinator KMSJ, Sumadi dalam siaran pers yang diterima Tribunnews.com, Selasa(10/7/2012).
Sumadi mengatakan, alangkah baiknya Jokowi kembali mengurusi Solo, pasalnya amanah yang diembannya belum tuntas.
"Banyak taman yang dibangun di Solo dalam rangka menjadikan Solo sebagai Green City, tapi kini banyak terbengkalai dan tidak terawat," papar Sumadi.
Dibagian lain KMSJ juga menilai Manajemen Keuangan Daerah sangat buruk. Salah satu buktinya adalah kasus tunggakan pembayaran listrik senilai Rp. 8,9 milyar oleh Pemkot Solo kepada PLN di tahun 2011 lalu sempat membuat Kota Solo gelap gulita.
"Pemadaman 17.000 titik lampu penerangan jalan selama beberapa malam waktu itu, menunjukan bahwa ada ketidakberesan dalam pengelolaan keuangan daerah," katanya.
Menurut Sumadi, kalangan anggota DPRD Kota Solo pun ketika itu menilai kasus pemadaman listrik menggambarkan betapa buruknya manajemen keuangan di Pemkot Solo.
Untuk itu, KMSJ mendesak agar Jokowi menyelesaikan masalah besar yang menimpa rakyat Solo ketimbang jadi Cagub DKI Jakarta.
"Kami mendesak Pak Jokowi mau kembali ke Solo menuntaskan kewajibannya sebagai Walikota Solo yang masih banyak pekerjaan rumah yang terbengkalai. Jangan mentang-mentang mencalonkan Gubernur Jakarta lantas mengabaikan masyarakat Solo," pungkas Sumadi.
0 komentar:
Posting Komentar